Pulau Kecil
adalah pulau dengan
luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km2 (dua ribu kilo meter persegi)
beserta kesatuan Ekosistemnya. Indonesia memiliki 92 pulau terluar di mana ada
12 pulau yang berbatasan dengan laut lepas dan 80 pulau yang berbatasan
langsung dengan 10 negara tetangga, yaitu Australia, Malaysia, Singapura,
India, Thailand, Vietnam, Fillipina, Palau, Papua Nugini dan Timor Leste.
Pulau-pulau tersebut tersebar di 9 provinsi yang sebagian besar berada di
Kepulauan Riau dan Maluku. Setengah dari pulau-pulau tersebut berpenghuni
dengan luas pulau antara 0,02-2000 km².
Halaman ini memuat
daftar 92 pulau terluar Indonesia berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun
2005. Peraturan Presiden tersebut ditandatangani oleh PresidenRepublik
Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 29 Desember 2005. Berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 17 Tahun 2006 yang
ditandatangani Menteri Negara Perumahan Rakyat Muhammad Yusuf Asy'ari pada
tanggal 16 Agustus 2006, terdapat 12 pulau yang tidak berbatasan dengan negara
lain dan terdapat 80 pulau di wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan
negara tetangga di antaranya: Malaysia (20), Vietnam (2), Malaysia dan Vietnam
(1), Malaysia danSingapura (1), Singapura (4), Filipina (11), Palau (8),
Australia (24), India (2), India dan Thailand (1), Timor Leste (6). Seluruh 92
pulau tersebut tersebar di 18 provinsi Indonesia yaitu Aceh (6), Sumatera Utara
(3), Kepulauan Riau (20), Sumatera Barat (2), Bengkulu (2), Lampung (1), Banten
(1), Jawa Barat (1), Jawa Tengah (1), Jawa Timur (3), Nusa Tenggara Barat (1),
Nusa Tenggara Timur (5), Kalimantan Timur (4), Sulawesi Tengah (3), Sulawesi
Utara (11), Maluku Utara (1), Maluku (18), Papua (6) dan Papua Barat (3).
Pulau Ararkula
Pulau
Ararkula berdasarkan perpres 78 tahun 2005 merupakan salah satu pulau terluar
di Indonesia. Namun secara fisik pulau tersebut hanyalah gosong pasir. Pulau
Ararkula ini tidak berpenghuni. Pulau Ararkula (nama lokalnya yaitu Pulau Konan
Danar) menjadi tempat singgah dan tempat tinggal sementara bagi masyarakat dari
desa-desa sekitar (khususnya desa Salmona/Selemona) yang sedang mencari hasil
laut, dengan mendirikan bangunan-bangunan ukuran kecil dari kayu dan atapnya
dari daun kelapa. Pulau ini ditumbuhi berbagai macam vegetasi, seperti pohon
kelapa, sagu, mangrove dan lain-lain.
Secara
administrasi, Pulau Ararkula termasuk dalam wilayah Desa Selmona Kecamatan Aru
utara, kabupaten Kepulauan Aru. Secara Geografis, Pulau Ararkula terletak pada
titik koordinat 050 36’ 15,17” LS ; 1340 50’ 46,29” BT. Di Pulau ini terdapat
Titik Dasar No. TD 097A dan Titik Referensi No. TR 097.
Pulau ini memiliki
luas sebesar 1 km2 dan Untuk pergi ke pulau ini pengunjung harus
dapat menggunakan Speetboat yang disewa
dari Kabupaten Kepulauan ARu dan juga bisa dengan menumpang perahu-perahu
nelayan, namun dengan luasnya yang begitu kecil Perairan pesisir Pulau Arakula
dan laut di sekitarnya banyak menyimpan sejumlah potensi sumberdaya makro
bentos yang jika dikembangkan sebagai komoditi perikanan dan kelautan, akan
membantu perekonomian pulau ini menjadi potensial. sumberdaya yang dimaksud antara
lain budidaya moluska (siput dan kerang) dan ekinodermata (teripang). jenis
budidaya yang dapat ditemukan di lokasi perairan ini adalah dari tipe dari
kelompok moluska yang seluruhnya ada 31 jenis dan diantaranya ada 7 spesies
yang memiliki nilai ekonomis sangat tinggi. Tidak hanya itu apabila pemerintah
ikut berperan aktif dalam pembangunan dalam pulau ini, maka pulau ini tidak
hanya dapat dimanfaatkan sebagai lokasi penangkapan ikan dan budidaya saja
tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai lokasi wisata yang tentunya akan dapat
menambah penghasilan.
Akan tetapi pada
pesisir pulau ini terdapat permasalahan yang terjadi akibat kondisi alam berupa
Gelombang yang menerpa wilayah pesisir dan laut Pulau Ararkula yang merupakan
tipe gelombang angin (variasi sea dan swell) dimana angin sebagai pembangkit
utama yang umumnya bervariasi sesuai musim. Terdapat 2 tipe gelombang pecah di
pantai Pulau Ararkula yaitu spilling dan plunging dengan dominasi plunging. Energi
gelombang plunging sangat berperan terhadap pembentukan morfologi tebing terjal
pantai di sisi timur dan barat pulau ini. Proses abrasi oleh gelombang dan arus
menyebabkan beberapa bagian pantai tebing di bagian timur terpisah dari pulau
induknya dan membentuk steak. Hal ini menunjukkan bahwa gelombang musim timur
sangat dominan pengaruhnya terhadap Pulau Ararkula.
Referensi :
trims infony:)
BalasHapustrims infonya:)
BalasHapus